Headlinelampung.com, LAMPUNG BARAT – Kabupaten Lampung Barat (Lambar) memang terkenal salah satu daerah penghasil kopi terbesar di provinsi lampung, Lambar memiliki lahan perkebunan kopi robusta dengan luas hingga mencapai 53 ribu hektare yang tersebar di 15 kecamatan, 5 kelurahan, dan 131 desa.
Namun selain kopi, Lambar juga memiliki potensi lain, khususnya dibidang hewan ternak kambing. Saat ini populasi ternak kambing di kabupaten berhawa sejuk ini mencapai 80 ribu ekor lebih.
Hal itu disampaikan Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Lambar Agustanto Basmar, saat ditemui di ruang kerjanya Selasa (01/10/2019).
Agustanto mengatakan, dalam satu bulan ada 1500 ekor kambing yang keluar dari lampung barat.
“Data tersebut kita dapat dari petugas pemantau lintas ternak yang ada di dua lokasi, yakni di kecamatan Sukau dan Sumber Jaya,” ucap Agustanto Basmar.
Diungkapkan Agustanto, dari angka 1.500 kambing setiap bulan yang keluar dari daerah Lambar, yang artinya ada sekitar 18.000 lebih populasi kambing di Lambar berkurang setiap tahunnya.
“Untuk itu Disbunnak Lambar tahun 2019 ini menggulirkan bantuan ternak kambing sebanyak 300 ekor dalam program integrasi perkebunan dan peternakan,” ungkap Agus.
Mantan Plt Sekretaris DTPH Lambar ini menjelaskan, bantuan ternak kambing diberikan kepada 15 kelompok tani di sejumlah kecamatan. Masing – masing kelompok mendapat bantuan sebanyak 20 ekor, terdiri dari 2 ekor kambing pejantan dan 18 ekor kambing betina.
Agustanto mengimbau agar setiap kelompok tani penerima bantuan tidak main-main dalam memelihara ternak.
“Kalau kelompok tidak serius ya rugi sendiri, karena kelompok buat kandang sendiri. Jadi kambing tidak boleh dikelola setiap anggota (terpisah), tapi dipelihara dalam satu tempat dan harus ada yang mengelola secara khusus,” imbaunya.
“Kalau kelompok tidak berkembang tidak akan dapat bantuan lagi kedepannya, kita akan kasih kelompok yang lain. Kita akan blacklist jika ada kelompok yang main-main dengan program ini,” tambahnya.
Bahkan, demi suksesnya program tersebut Disbunnak Lambar siap memberikan pelayanan pengobatan hewan ternak kambing.
“Tidak harus dengan proposal, cukup mengajukan permohonan pengobatan atau dengan chat WhatsApp bisa juga. Nanti petugas akan mendatangi untuk memberikan vaksin dan pengobatan secara gratis, dan itu jaminan dari saya sebagai kepala dinas,” jelasnya.
Sementara, Kepala Bidang Peternakan Disbunnak Lambar Al Ma’arif memaparkan, Program Integrasi Perkebunan dan Peternakan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya anggota kelompok tani pengelola bantuan.
“Kami menginginkan setiap kelompok bisa memperoleh keuntungan dari beternak kambing. Tugas kami hanya monitoring dan melakukan pengobatan,” ujarnya.
Al Ma’arif melanjutkan, kambing bantuan untuk kelompok tidak boleh dijual terkecuali sudah berkembang biak.
“Bantuan tidak boleh dijual, tapi jika itu sudah berkembang ya boleh-boleh saja Karena memang itu tujuannya,” katanya.
Menurutnya, saat ini sudah ada beberapa kelompok tani penerima bantuan yang mengalami perkembangan yang menggembirakan.
“Beberapa kelompok telah menunjukkan progres yang baik. Karena kondisi kambing saat diterima kelompok memenuhi standar, bahkan ada yang sedang hamil. Sehingga dengan pemeliharaan yang baik maka akan cepat berkembangnya,” pungkasnya. (Hendri)