Demi Kesejahteraan Petani, Arinal Ambil Alih Ketua Petani Berjaya

31

Headlinelampung, Bandar Lampung – Gubernur Lampung menggelar acara Rapat Orientasi bersama Forum Komunikasi Petani Lampung Berjaya (FKPLB) di Mahan Agung Jalan Dr.Susilo, Pahoman, Bandar Lampung, Minggu (12/01/2020).

Dalam sambutannya, Arinal akan mengambil alih Ketua Petani Berjaya di provinsi Lampung, saya akan angkat secara bersama anggota Petani di Provinsi Lampung saya ingin ekonomi di Lampung bangkit, agar Petani semua bisa Berjaya.

Lanjut dia, Ia berharap bahwa Kartu Petani Berjaya (KPB) ini adalah merupakan solusi bagi para petani, karena fungsi KPB adalah bagaimana supaya bibit ketika akan tanam itu sudah ada di wilayah tanamnya masing-masing. Begitu juga dengan ketika petani ingin melakukan pemupukan maka pupuknya juga sudah tersedia.

Pupuk ini bermasalah karena tidak semua petani
menggunakan rencana kelompok definitif, dan rencana kebutuhan kelompok. Karena Petani kita ini banyak petani pangan. Yaitu petani jangung, padi, kopi, kakau, karet, cengkeh, ladah. dan ada juga petani ternak yang membutuhkan tanaman untuk kebutuhan pakannya. Nah ini tidak semua menggunakan Rencana definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK). Sehingga berapa total pupuk yang digunakan oleh petani itu belum sempurna terdaftar.

Disisi lain, petani kita ini yang boleh mendapatkan harga subsidi adalah petani yang maksimal, dia itu punya luas lahan 2 hektare. Tetapi Banyak penyalah gunaan.

BACA JUGA:  Update Kasus Covid-19 Lampung 26 Juli 2020: Satu ODP Meninggal, Positif Bertambah Empat Orang

Kadang-kadang pupuk subsidi digunakan oleh petani kepemilikannya lebih dari dua hektare, nah oleh karena itu kita akan tertibkan. Dan petani petani perkebunan juga belum serius menjadi anggota petani yang menggunakan pupuk, ini kita harapkan rencana kedepan ini adalah solusi.

Selain itu, kita juga akan memberikan Kredit Usaha Rakyat (KUR) kepada petani. KUR ini kedepannya yang akan menjamin Gubernur, tetapi tidak semerta-merta mudah mendapatkan itu, pasti akan ada seleksi positif, kalau dia petaninya bener, dia punya lahan dan dia juga sebagai tokoh yang berkelakuan baik saya akan teken itu. Tapi sebaliknya kalau dia kurang baik, dia punya tanah tapi dia bukan petaninya tidak boleh.

Oleh karena itu kita lakukan uji coba, sudah beberapa kabupaten yang dilakukan uji coba oleh pak Yusuf dan pak Hanan. Ini tanda-tanda keberhasilan ada, karena saya tidak bisa bekerja sendiri. Petani harus siap bekerja dengan baik.

Sumber pupuk saya sudah panggil, yaitu pimpinan pupuk Nasional, pimpinan pupuk Indonesia, pimpinan pupuk Sriwijaya, pimpinan pupuk Petrokimia. Saya sudah memberikan penjelasan bahwa pupuk yang di pesan langsung dibayar oleh bank ketika sampai ke petani, karena uangnya sudah diserahkan petani kepada perbankan.

Pertanyaan saya kenapa harus dibatasi kebutuhannya kalau petaninya mau membeli. Oleh karena itu kita juga harus melakukan upaya, jangan tergantung dengan pupuk subsidi, kalau harganya baik dia gunakan pupuk nonsubsidi tidak ada Masalah.

BACA JUGA:  Dewan Pengurus Korpri Lampung Serahkan Tali Asih Kepada Sejumlah ASN Purna Bakti

Oleh karena itulah KPB adalah kontinewitas, benih pupuk untuk produksi, bantuan informasi tentang teknologi, kemudian KUR kita permudah tetapi mereka juga harus bertanggungjawab dan kita jamin pasarnya.

KPB itu bukan hanya untuk Petani pangan, Petani Perkebunan, Petani ternak saja. Tetapi juga untuk Petani nelayan juga. Nelayan ya harus berkelompok, dia beli kapal sama-sama, dia bentuk koperasi untuk mengangsur pinjaman, kemudian dia laporkan kepada Pemerintah Provinsi, maka kita akan bantu pasarnya.

Kemudian Arinal juga mengatakan KPB akan launching di bulan Maret. Nanti kita akan hadirkan para dirjen peternakan, oerikany, perkebunan, pangan, pimpinan pupuk, pimpinan bank.

Kartu Petani Berjaya ini punya Rakyat yang di inisiasi oleh semua pihak, koordinatornya Gubernur. Jadi ada bank ada pusri ada ilmuan, semuanya untuk rakyat. Inilah kehadiran pemerintah untuk menjadikan kemudahan bagi Rakyat.

Sementara itu, Ketua Tim Program kartu Petani Berjaya, Yusuf S. Barusman, menjelaskan bahwa terdapat beberapa permasalahan bagi petani seperti lahan yang kecil, kurang tersedianya pupuk dan benih. Tentunya ini perlu kerjasama dan gotong royong semua pihak yang berkepentingan dan berperan meningkatkan kesejateraan petani.(Ndi/Bayu)