Hilda Indriani Penderita Hydrosephalus Peroleh Perhatian Ekstra Pemkab Tubaba

54

HEADLINELAMPUNG, TUBABA – Dinas Kesehatan Kabupaten Tulangbawang Barat bergerak cepat. Tidak sampai 1×24 jam, balita penderita Hydrosephalus langsung mendapatkan perhatian ekstra.

Hilda Indriani (3) penderita Hydrosephalus warga Tirta Kencana RK03/RT10 Kecamatan Tulangbawang Tengah anak kembar pasangan Bambang Susilo dan Sri Wahyuni, langsung mendapatkan pelayanan kesehatan ekstra oleh para dokter Dinas Kesehatan setempat, Selasa (25/2/2020).

Kepala Dinas Kesehatan Tubaba Majril, S.Kep,Ns, MM mengatakan, setelah tim Dinas Kesehatan didampingi tenaga medis dari Puskesmas Candra Mukti dan Kepalo Tiyuh melakukan kunjungan langsung ke rumah Hilda Indriani (3) dan melakukan pemeriksaan kesehatannya, pihaknya juga telah memutuskan beberapa tindakan yang akan diberikan kepadanya.

“Kepada keluarga Hilda, kami memberikan makanan tambahan (PMT), obat-obatan dan susu Laktona 3. Untuk pertumbuhan tubuhnya normal dan dia tidak tergolong kurang gizi, hanya menderita Hydrosephalus dan sering kejang-kejang serta belum bisa berjalan,” ujarnya kepada wartawan, Selasa (25/2/2020).

Majril mengatakan, dinas akan melakukan pengalihan jaminan kesehatan dari BPJS mandiri menjadi PBI daerah yang mulai berlaku pada April 2020 mendatang, serta menyediakan fasilitas kendaraan Ambulan apabila pasien perlu dilakukan rujukan ke rumah sakit disaat kesehatan Hilda memburuk.

“Kami juga memfasilitasi penyediaan layanan kesehatan baik dokter maupun perawat ketika sewaktu-waktu dibutuhkan Hilda Indriani,” terangnya.

Sementara, Camat Tulangbawang Tengah Achmad Nazaruddin dan Dinas Sosial diwakili Yusuf, dan aparatur tiyuh setempat juga mengunjungi kediaman Hilda. Dalam kunjungan itu pihaknya memberikan bantuan sembako, makanan pendamping, susu, dan selimut.

“Soal bantuan berbentuk dana, ini sedang kita koordinasikan berapa kebutuhannya diluar BPJS, karena untuk penggantian selang saja membutuhkan dana hingga Rp17-an juta dan kita juga akan berupaya untuk menggalang dana guna membantu pengobatan Hilda diluar yang ditanggung BPJS,” paparnya.

BACA JUGA:  Birin Resmi Nakhodai PAC Pemuda Pancasila Tuba Tengah Tubaba

Dalam kunjungan itu, pihaknya juga mensupport agar kedua orang tua Hilda tetap semangat dalam mengurusinya, serta menitipkan kepada Kepalo Tiyuh Tirta Kencana agar memberikan perhatian lebih.

“Kami juga minta kepalo tiyuh jika ada apa-apa dengan Hilda segera koordinasikan ke tingkat kecamatan,” pintanya.

Seperti diberitakan sebelumnya, seorang balita berumur 3 tahun Wilda Indiani, warga Tiyuh Tirta Kencana, RK03/RT10 Kecamatan Tulangbawang Tengah, Kabupaten Tulangbawang Barat, penderita Hidrocefalus atau penumpukkan cairan di rongga otak sejak lahir, membutuhkan uluran tangan para dermawan.

Balita kembar anak kedua pasangan Bambang Susilo (44) dan Sri Wahyuni (33) ini sejak seminggu lahir mengalami operasi di bagian kepala dan tulang punggung akibat penyakit tersebut, di RSUD Abdul Muluk Bandar Lampung. Namun hingga kini penyakit tersebut belum juga pulih dan sembuh.

Orang tua Wilda Bambang Susilo mengatakan, hingga saat ini kepala anaknya masih mengalami Hidrosefalus dengan pembesaran pada kepala bagian belakang.

Akibat penyakit yang diderita anak tersebut, Wilda tiap bulan mengalami sakit panas tinggi sehingga harus dirawat rumah sakit hingga berhari hari.

“Wilda sudah berumur hampir 3,5 tahun, namun kesehariannya hanya bisa terbaring di kasur lantaran belum bisa berjalan. Sementara adik kembarnya normal dan tumbuh dengan baik. Memang dia sudah kami bawa operasi kepala dan tulang punggungnya (mokel) tetapi belum juga sembuh,” keluh Bambang yang keseharian sebagai buruh sadap karet, saat ditemui wartawan di kediamannya, Senin (24/2/2020).

Menurutnya, anak keduanya tersebut hingga saat ini masih sakit-sakitan, kepalanya masih besar walaupun menurut dokter fisiknya tidak berubah. Ketika sakit keras, Wilda harus dibawa ke rumah sakit dan dirawat hingga berhari-hari terutama sering mengalami panas tinggi, serta kejang-kejang.

BACA JUGA:  Bupati Tubaba Ajak Rombongan Kejati Jelajahi Icon Wisata Tubaba

“Setiap ke rumah sakit untuk kontrol tiap bulannya kami bawa pakai motor sementara kondisi tubuhnya tidak kuat kadang langsung masuk angin. Kami selama ini dalam mengobatinya mengandalkan BPJS mandiri. Kami sudah mencoba mengurus agar bisa mendapatkan BPJS dari pemerintah daerah sejak 2019, namun hingga saat ini belum juga keluar,” keluhnya.

Dia menambahkan, pada bulan lalu keluarganya berusaha membawa Wilda ke RSUD Menggala untuk melakukan Scanning menyeluruh kepala Wilda, dan fisiotrapi lantaran hingga berumur 3 tahun belum bisa jalan.

“Sebenernya untuk mengobati Wilda kami sudah tidak mampu, tapi harus bagaimana namanya anak walaupun kami juga sering mendapat bantuan dari keluarga besar. Keseharian kami hanya sebagai buruh sadap yang hanya cukup untuk menghidupi keluarga dengan tiga anak,” cerita Bambang Susilo.

Dirinya berharap ada perhatian khusus dari pemerintah daerah baik pelayanan kesehatan melalui BPJS maupun kendaraan ambulan jika Wilda mengalami sakit keras yang harus ditangani oleh dokter di rumah sakit.

“Untuk terus merawat Wilda, kami butuh perhatian pemerintah dan lainnya, karena tiap bulan anak saya perlu dirawat bahkan kalau sudah sakit harus dirawat hingga berhari-hari sementara kalau anak saya sudah sakit saya tidak bisa mencari nafkah karena harus menemaninya, kalau sudah sakit saya angkat tangan,” pintanya.

Sementara Kepalo Tiyuh Tirta Kencana, Samidi membenarkan terkait warganya yang mengalami penyakit hidrosefalus tersebut, dirinya mengatakan saat ini tengah mengupayakan agar keluarga Wilda bisa mendapatkan BPJS yang dijamin oleh pemerintah daerah Kabupaten Tubaba.

“Kami sedang upaya agar BPJSnya tidak mandiri lagi, sebab kasihan setiap bulan harus mengurus anak tersebut kontrol dirumah sakit sementara dia juga tiap bulan harus membayar iuran BPJSnya,” singkatnya. (dra)