Korban Perampokan di Lampung Selatan: Sepertinya Mereka Paham Keadaan Rumah Saya

15

HEADLINELAMPUNG, LAMPUNG SELATAN – Selamet (61) pedagang tempe yang menjadi korban perampokan pada Minggu (23/2/2020), dan sempat mendapat perawatan karena dianiaya, kini sudah kembali ke rumahnya.

Dia menjalani perawatan di Klinik di Candipuro, akibat luka pukulan dan benturan ke tembok oleh perampok.

“Akibat peristiwa tersebut saya mengalami luka-luka di bagian kanan muka dan darah banyak di lantai,” ujar Selamet, Selasa (25/2/2020).

Korban menuturkan, setelah kejadian itu dia dibawa ke dokter Ambar, tapi tidak sanggup mengobatinya.

Lalu Selamet dibawa ke klinik di Candipuro dan diinfus hingga tiga botol.

“Banyak warga yang membezuk, karena beredar kabar saya dimasukkan ke dalam karung, padahal tidak,” jelasnya.

Para perampok itu masuk dengan mendobrak pintu tengah dan Selamet langsung digulung dengan kasur, lalu leher dan kaki saya diinjak dan diikat pakai tali rapia.

BACA JUGA:  Dua Tahun Menjabat, AKBP Binsar Manurung Resmi Tinggalkan Polres Way Kanan

“Saya sempat mencoba berontak, tapi ditendang seperti menendang bola lalu kepala saya dibenturkan di lantai dan tembok sampai berdarah. Saya melihat dia bawa pistol warna putih, tapi saya tidak bisa melihat mukanya karena pakai cadar,” urai Selamet.

Di rumahnya ada CCTV, namun belum sempat diperbaiki karena kabel ke bagian belakang putus dimakan tikus. Hanya di depan yang menyala.

Menurutnya, jika para perampok tersebut datang melalui pintu depan bisa terlihat. Namun komplotan itu masuk melalui samping dan kabur lewat belakang.

BACA JUGA:  PDI Perjuangan Lamsel Tanam Mangrove di Pantai Minang Rua

“CCTV itu sempat dilihat polisi. Tapi tidak ada gambarnya. Saya kira mereka sudah paham keadaan rumah saya, karena dari masuk pertama dan kaburnya lewat pintu belakang. Seperti paham situasi rumah saya. Ada sepatu pelaku tertinggal,” terang Selamet.

Kerabat korban, Andi, yang melihat kejadian mengatakan, saat itu dia datang hendak mengambil tempe dan sempat mendengar ada keributan di dalam. Dia tidak berani masuk.

“Terdengar suara dobrakan pintu sangat keras. Saya masuk, ternyata ada para perampok di dalam. Saya sempat ingin mengejar dengan membawa pisau. Namun karena mereka membawa pistol dan mengancam seraya melepaskan tembakan, kami tidak berani dan mereka berhasil kabur,” paparnya. (heri)