HEADLINELAMPUNG, LAMPUNG BARAT – Kebun Raya Liwa (KRL), merupakan salah satu aset wisata yang diandalkan yang ada di Kabupaten Lampung Barat (Lambar).
Selain tempat wisata, selama ini KRL juga berfungsi sebagai tempat penelitian, pelestarian konservasi, dan meskipun di awal pandemi Covid-19 KRL sempat ditutup untuk wisatawan, namun memasuki Era New Normal tempat ini kembali dibuka oleh Pemerintah Daerah setempat.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Lambar, Noviardi Kuswan mengatakan, ditengah pandemi saat ini pihaknya ingin memanfaatkan KRL sebagai tempat wisata edukasi.
“Selama inikan fungsi KRL sebagai tempat penelitian khususnya tentang flora dan fauna, pelestarian konservasi dan tempat wisata sudah berjalan, contohnya sekarang masih berjalan kerjasama dengan Fakultas MIPA Unila, pelestarian beberapa jenis tanaman agar terhindar dari kepunahan dan lain sebagainya, sekarang kita ingin menjadikan KRL sebagai tempat wisata Edukasi, yakni tempat wisata yang memberikan pemahaman kepada wisatawan tentang bagaimana berwisata di Era New Normal,” ungkap Noviardi, Selasa (11/8/2020).
Lebih jauh Noviardi menjelaskan, tempat wisata edukasi ini sendiri yakni tempat wisata yang memberikan pemahaman kepada wisatawan tentang Era New Normal, atau bagaimana cara berwisata dengan cara memperhatikan dan menerapkan protokol kesehatan, sehingga wisatawan bisa menikmati berwisata bebas Covid-19.
“Kita ingin KRL itu menjadi tempat mengedukasi atau mendidik wisatawan bahwa berwisata sekarang berbeda dengan berwisata seperti dulu, sehingga intinya masyarakat tidak harus berhenti berwisata akan tetapi dengan cara-cara yang baru,” jelasnya.
Yang akan dilakukan kata dia yakni antara lain, memasangkan spanduk atau yang lainnya yang berisikan imbauan tentang bagaimana menjalani kehidupan New Normal ini, sehingga selain berwisata masyarakat juga mendapatkan pemahaman.
“Penerapannya sendiri kita lakukan secara bertahap, yang sudah kita lakukan yakni mengukur suhu tubuh sebelum masuk ke KRL, wajib memakai masker dan harus jaga jarak dengan pengunjung lain kecuali rombongan keluarga sendiri, memberikan imbauan melalui pengeras suara dan lainnya,” ujarnya.
Selain itu juga dirinya mengaku saat ini pihaknya sedang mencari pihak-pihak yang mau menjadi investor untuk membangun KRL, karena menurutnya untuk lebih memajukan pembangunan KRL biaya pemerintah daerah terbatas.
“Kita sedang mencari orang yang mau berinvestasi disitu, terserah dia mau membangun apa disitu yang bisa membuat KRL lebih menarik lagi,” terangnya.
Untuk investor ini sendiri lanjut Noviardi belum ada yang menawarkan diri, namun ada beberapa pihak yang menunjukkan ketertarikan.
“Sudah ada beberapa pihak yang mempelajari kondisi KRL, mudah-mudahan saja mereka tertarik untuk menjadi investor disana nantinya, ” pungkasnya. (Hendri)