Bahas Kerusakan Lingkungan di Bandar Lampung, Eva Tidak Hadiri Diskusi bersama Paslon

21

HEADLINELAMPUNG, BANDAR LAMPUNG — Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Lampung menggelar diskusi publik, terkait komitmen penanganan dan penanggulangan kerusakan lingkungan bersama pasangan calon walikota Bandar Lampung.

Acara ini digelar Wood Stairs Cafe Jalan Urip Sumoharjo Way Halim, Kota Bandar Lampung, Kamis (5/11/2020).

Hadir sejumlah perwakilan organisasi, akademisi, pemerhati lingkungan, dan calon walikota Bandar Lampung.

Hadir dalam acara tersebut calon walikota nomor urut 1 Rycko Menoza SZP, calon nomor urut 2 Yusuf Kohar, sedangkan pasangkan nomor urut 3 tidak hadir, diwakilkan oleh calon wakil Deddy Amarullah.

Dalam diskusi tersebut Walhi menampilkan video berbagai permasalahan lingkungan di Bandar Lampung yang sudah bertahun-tahun tidak tertangani oleh pemerintah, seperti banjir, sampah dan pemukiman kumuh di Bandar Lampung

BACA JUGA:  Wagub Nunik Terima Kunjungan Pusdiklatcab Pramuka Banyuasin

Dari diskusi ini dapat  melihat gambaran bagaimana kota Bandar Lampung terkait lingkungan hidup di lima tahun kedepan, karena kondisi lingkungan hidup di Bandar Lampung saat ini sangat memperihatinkan,” ujar Direktur Eksekutif Walhi Lampung Irfan Tri Musri.

Menanggapi hal tersebut, Paslon nomor urut 1, Rycko Menoza SZP mengatakan permasalahan lingkungan di Bandar Lampung harus dicari akar masalahnya agar dapat ditangani dengan baik.

Dia mengatakan permasalahan sampah perlu dicarikan solusinya bekerja sama pemerintah diatasnya dan kabupaten sekitar agar dicarikan tempat penampungan baru.

BACA JUGA:  Operasi Ketupat 2020 Dimajukan, Kapolresta Bandar Lampung: Tiga Sasaran Jadi Target Utama

Kemudian, semua harus aparatur pemeruntah bersama masyarakat juga harus digerakan untuk melukan pola hidup bersih, menanam pohon untuk upaya reboisasi atau penghijauan agar ruang terbuka hijau di Bandar Lampung bertambah untuk masyarakat.

Calon walikota nomor urut dua, Yusuf Kohar, mengatakan perlu adanya alokasi meningkatkan anggaran sarana untuk pengelolaan sampah sampai 15 sampai 30 persen dari APBD Kota Bandar Lampung.

Sementara itu, Deddy Amarullah mengakui sangat prihatin dengan berbagai permasalahan lingkungan di Bandar Lampung seperti sampah, banjir dan lingkungan kumuh yang selama ini masih menjadi permasalahan di Bandar Lampung. (*)