Rapid Test di Ponpes Wali Songo Lampung Utara Dipungut Bayaran, Plt Kadiskes: Gratis!

34

HEADLINELAMPUNG, LAMPUNG UTARA – Pelaksanan rapid test di Pondok Prsantren (Ponpes) Wali Songo, Kecamatan Abung Selatan, Lampung Utara (Lampura) oleh Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, dipungut biaya Rp 110 ribu per santri oleh pihak ponpes.

Namun, Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan, sekaligus Sekretaris Posko Satgas Lampung Utara, Maya Manan, menegaskan jika rapid test tersebut tidak dipungut biaya alias gratis.

“Kalau tim satgas (kesehatan) daerah yang melakukan, semua gratis. Tapi tidak tahu kalau sebelumnya. Sebab itu setahu saya pelaksanaannya dilakukan sebelum tim melakukan pemeriksaan,” kata dia melalui sambungan ponselnya, Jumat (4/12/2020).

Namun, pihaknya tidak mengetahui secara persis kejadian di lapangan. Sebab, rapid test itu telah dilakukan terlebih dahulu sebelum satgas turun, pasca timbul cluster di pondok pesantren itu.

BACA JUGA: 

“Saya menjamin (rapid test) gratis, kalau petugas kita yang melaksanakannya di sana. Selain itu, juga ada bantuan pemerintah daerah berupa beras,” terang Maya.

Sebelumnya diberitakan, Wali Santri Yayasan Pondok Pesantren (Ponpes) Wali Songo, Lampung Utara, mengeluhkan rapid test dikenakan biaya Rp 110 ribu per santri.

“Anak saya rapid test-nya sudah. Bayarnya Rp 110 ribu,” kata salah satu wali santri Ponpes Wali Songo kepada media, Jumat (4/12/2020).

“Di situasi pandemi begini dana segitu lumayan memberatkan. Kalau ada yang gratis, kenapa mesti bayar,” tambahnya.

Senada, pengasuh Ponpes Walisongo, Komarudin, membenarkan hal tersebut.

BACA JUGA:  Bupati Winarti Warning Pejabat Tuba Konsisten Lanjutkan Program

Komarudin mengatakan, sampai saat ini telah 1.200 orang di pondok pesantren (Ponpes) Wali Songo mengikuti rapid test secara mandiri dengan biaya Rp 110 ribu perorang.

“Kita melakukan rapid test secara mandiri terhadap 1.200 orang dengan biaya Rp 110 ribu per orang. Jadi yang hasilnya non-reaktif kita pulangkan ke rumah masing-masing. Bagi yang reaktif diserahkan ke Gugus Tugas untuk menjalani swab test,” kata dia melalui pesan WhatsApp.

Menurutnya, rapid test secara mandiri yang dilakukan terhadap semua guru dan anak yatim yang ada di yayasan

“Untuk biaya itu sendiri tidak semua yang membayar, bagi santri yang tidak mampu kita gratiskan,” kilah Komaruddin. (Rasul)