HEADLINELAMPUNG, PESAWARAN-Bupati Pesawaran, Dendi Ramadhona menyesalkan Satgas Covid-19 tingkat Desa belum menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro yang telah disepakatinya.
Hal tersebut bukan berdasarkan laporan atau informasi jajarannya, melainkan Bupati Dendi Ramadhona melakukan pengecekan sendiri pada malam hari tanpa diketahui jajaran guna mengetahui secara langsung prosesi percepatan penanganan covid-19 yang kian masif.
“Saya semalam melihat sendiri, masih banyak masyarakat yang melakukan aktifitas malam. Kemudian, masih ada beberapa yang memasang tarub guna resepsi hajatan. Lalu, waralaba juga masih buka sampai malam. Artinya, Satgas Covid tingkat desa masih belum berjalan,” kata Dendi ketika memberikan arahan pada gelar apel pelaksanaan PPKM di Islamic Center, Jumat (16/7/2021).
Dikesempatan tersebut, ia juga menerangkan adanya orang yang belum paham sama sekali tentang Covid-19 dan orang yang paham namun tidak peduli dan membiarkan serta tidak menerapkan protokol kesehatan (Prokes).
“Golongan orang yang paham tapi cuek ini yang paling banyak, dan ini berbahaya karena mereka tidak peduli bahkan dapat berpotensi memprofokasi lainnya untuk tidak patuh pada prokes covid-19 sehingga penyebaran virus ini terus berlangsung. Ingat, wilayah kita sudah zona merah, mari kita sama sama menekan dan memutus mata rantai penyebaran virus covid-19,” jelasnya.
Dendi juga menuturkan, bahwa pelaksanaan PPKM Mikro yang dilakukannya, namun tidak diindahkan maka sangat berpotensi menjadi PPKM Darurat. Dan, ketika PPKM Darurat diberlakukan maka akan merepotkan seluruh aktifitas masyarakat.
“Saya tidak mengharapkan PPKM darurat diberlakukan, karena jelas akan merepotkan. Kenapa? Karena, seluruh aktifitas masyarakat akan terganggu dan semua akan susah. Untuk itu, saya minta kepada seluruh petugas Satgas Covid-19 baik tingkat desa maupun kabupaten harus benar-benar aktif dan masif melaksanakannya,” tukasnya.
Bupati Dendi mengakui, bahwa TNI, Polri, Satpol PP dan tenaga kesehatan (Nakes)
sudah lelah dan capek. Namun, semuanya harus sabar. Karena, memang ini kewajiban aparatur pemerintah untuk melindungi masyarakat dari penyebaran Covid-19.
“Kita harus bisa menekan, sehingga Kabupaten Pesawaran masuk zona hijau Covid-19, karena sampai sekarang orang yang telah meninggal mencapai 24 orang,” imbuhnya.
Dendi kembali meminta kepada TNI, Polri dan Satpol PP untuk sabar dan pandai merayu masyarakat dalam menjalankan Operasi Yustisi, dan menertibkan aktifitas masyarakat sehingga tidak menimbulkan ketegangan di lapangan.
“Ingat, saya tidak mengharapkan dan jangan sampai mendengar adanya bentrok massa dengan aparat seperti yang lagi viral di medsos. Kita harus sabar dan pandai menyampaikan kepada masyarakat sehingga mereka benar-benar paham sehingga mengerti dan tidak terjadi ketegangan,” pintanya.
Sementara itu, Kapolres Pesawaran, AKBP Vero Aria Radmantyo mengatakan, semua pihak harus benar-benar sinergi dalam menjalankan tugas fungsi dan pokoknya.
“Tindakan polisioner tidak mampu membuat masyarakat jera, harus ada tindakan tegas lainnya. Nah, untuk itu kita semua harus melaksanakan tugas sesuai dengan fungsi masing-masing sehingga apa harus berbuat apa dan siapa harus melakukan apa benar-benar dilaksanakan,” kata dia.
Ia juga mengingatkan, kepada seluruh petugas harus bisa menjaga kesehatan dan ketika dirasa kurang sehat maka jangan bertugas sehingga tidak menular kepada yang lainnya.
“Jaga kesehatan, tidak usah berangkat kerja kalau dirasa badan kurang sehat. Jangan memaksakan diri karena gak enak, utamakan kesehatan. Olah raga, konsumsi makanan yang bergizi dan rajin beribadah. Kita doakan, semoga pandemi ini lekas selesai dan ekonomi kembali pulih,” tukasnya.
Kegiatan tersebut, dihadiri oleh Bupati Dendi Ramadhona, Kapolres Pesawaran AKBP Vero Aria Radmantyo, Dandim 0421/Lampung Selatan (Lamsel), Letkol Inf.Enrico Setyo Nugroho serta sejumlah Kepala OPD.(HL-Yudhi)