Asisten II Lampura Serap Aspirasi Pedagang Pasar Pagi Kotabumi

55
Asisten II Bidang Ekonomi, Kesejahteraan, dan Pembangunan Azwar Yazid, bersama sejumlah pejabat Pemkab Lampung Utara, meninjau Pasar Pagi Kotabumi, Kamis (12/05/2022). (foto: Diskominfo)

HEADLINELAMPUNG, LAMPUNG UTARA-Asisten II Bidang Ekonomi, Kesejahteraan, dan Pembangunan Pemkab Lampung Utara (Lampura) Azwar Yazid meninjau Pasar Pagi Kotabumi, Kamis (12/05/2022).

Peninjauan Pasar Pagi Kotabumi tersebut, dilakukan Azwar Yazid menindaklanjuti hasil rapat bersama Sekdakab Lampura, Lekok.

Dalam peninjauan tersebut, Azwar Yazid didampingi Kadis Kominfo, Kepala Bappeda, Kadis Perhubungan, Kadis Perdagangan, Kasat Pol PP, serta perwakilan dari Dinas PUPR, Dinas Kebersihan, dan Dinas Kesehatan.

Azwar mengatakan, peninjauan dilakukan untuk melihat langsung kondisi pasar, sekaligus menyerap aspirasi para pedagang, untuk menjadikan Pasar Pagi Kotabumi yang bersih dan sehat.

BACA JUGA:  Desember Vaksin Selesai, Ini Intruksi Wabup Lamtim untuk Kades dan Tenaga Medis

“Kami mendapat perintah Sekdakab Lampura, untuk menyikapi problematika operasional Pasar Pagi Kotabumi. Tujuannya, bagaimana menciptakan pasar yang bersih dan sehat sehingga ke depan jadi pasar moderen,” ujarnya.

Ia mengatakan, peninjauan dilakukan dilihat dari berbagai aspek yakni, pedagang, pembeli dan transaksi setiap harinya.

“Kami juga meninjau dari fasilitas yang tersedia seperti bangunannya, ukuran kiosnya, kesehatan lingkungannya, Kamar Mandi dan semua itu harus disesuaikan dengan kebutuhan pedagang. Termasuk juga lahan parkir, sehingga harapannya saling menguntungkan baik itu buat Pendapatan Asli Daerah (PAD) maupun bagi masyarakat pedagang maupun pembeli,” tukasnya.

BACA JUGA:  Pj Bupati Tubaba Sampaikan LKPJ tahun 2023

Setelah peninjauan, Asiaten II menyatakan akan mengumpulkan seluruh Perangkat Daerah terkait untuk meminta data seputar Pasar Pagi Kotabumi.

“Bila perlu, kita lakukan pengukuran teknis di lapangan sehingga tidak ada kesenjangan data dan fakta. Selama ini, pembangunan yang dilakukan selalu ada kesenjangan data dan fakta, sehingga cenderung tidak memenuhi tuntutan masyarakat,” tandasnya. (BBR)