HEADLINELAMPUNG, TANGGAMUS- Bupati Tanggamus, Dewi Handajani melantik Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS), di Hotel 21 Kecamatan Gusting, Kamis (02/06/2022).
TPPS Kabupaten Tanggamus yang dilantik yakni, Wakil bupati AM Syafi’i (Ketua), Kepala Dinas PPPA PPKB (Sekretaris), Ketua TP-PKK (Wakil ketua), Sekretariat Daerah, Kepala Bappeda, Asisten Pemerintahan dan Kesejahtraan Rakyat, Asisten Perekonomian dan Pembangunan, Asisten Administrasi Umum.
“Saya berharap, TPPS Tanggamus yang dipimpin oleh Wabup AM Syafi’i dapat melaksanakan tugas dengan baik, untuk menurunkan angka stunting, sehingga kedepan mampu menghantarkan masa depan anak-anak menjadi lebih baik, lebih sehat, lebih cerdas dan lebih kuat,” kata Bupati Dewi.
Dia mengatakan, dengan terbentuknya TPPS diharapkan adanya komitmen seluruh pihak, untuk menanggulangi permasalahan stunting secara bersama.
Menurutnya, persoalan stunting telah menjadi agenda pembangunan nasional, dan menurut Studi Status Gizi Indonesia (SSGI), Kabupaten Tanggamus menjadi kabupaten tertinggi lokus stunting di Provinsi Lampung. Karena, terdapat 17 lokasi stunting yang tersebar di beberapa kecamatan.
Dijelaskannya, stunting tidak hanya mengenai pertumbuhan anak yang terhambat, namun juga berkaitan dengan perkembangan otak yang kurang maksimal.
Hal ini, imbuh Dewi, menyebabkan kemampuan mental dan belajar dibawah rata-rata, yang berakibat prestasi sekolah menjadi buruk.
“Untuk menyusun strategi penanganan stunting tersebut, maka kita mengadakan rembuk stunting dengan tema “Meningkatkan Kemitraan dalam Pelayanan 1000 Hari Pertama Kelahiran (HPK)”, untuk menciptakan generasi yang cerdas dan berprestasi,” ujarnya.
Dewi juga berharap, dengan Rembuk Stunting dapat meningkatkan komitmen bersama, dalam penurunan dan pencegahan stunting di Kabupaten Tanggamus.
Menurutnya, kunci pencegahan dan penanganan kasus stunting adalah di 1.000 HPK, sehingga perhatian kepada ibu hamil dan balita dibawah dua tahun (Baduta), baik melalui intervensi gizi spesifik, maupun intervensi sensitif terus diupayakan.
“Saya minta intervensi, tidak hanya dilakukan oleh sektor kesehatan saja, tetapi juga dilaksanakan oleh sektor yang lain. Karena, tingkat keberhasilan sangat dipengaruhi sektor non-kesehatan dengan proporsi dukungan 70 persen,” tukasnya.
Ditambahkan Dewi, dukungan tersebut diantaranya melalui pembangunan sanitasi, air bersih, penyediaan pangan yang aman dan bergizi, pemahanan serta kepedulian masing-masing individu, dan masyarakat untuk mengoptimalkan dalam upaya perannya penanggulangan stunting. (HL-Andi)