HEADLINELAMPUNG, METRO-Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Metro melakukan vaksinasi kepada 100 ekor hewan ternak. Itu menyusul ditemukannya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada ratusan hewan ternak.
Kepala DKP3 Kota Metro, Hery Wiratno, menjelaskan vaksinasi PMK dilakukan secara bergulir di wilayah kecamatan yang hewan ternaknya belum terpapar PMK, dan tahap pertama vaksinasi dilakukan di Kecamatan Metro Utara dengan sasaran 100 ekor hewan ternak.
“Kita sudah dapat vaksin 500 dosis. Mulai hari ini kita lakukan vaksinasi di daerah di luar Kecamatan Metro Selatan. Ini karena di Kecamatan Metro Selatan sudah ada kasus, sehingga tidak diberikan vaksin,” kata dia, Selasa (28/06/2022).
Menurut dia, pihaknya akan mengusulkan kembali dosis vaksin, mengingat kebutuhan vaksin yang tersedia terbatas. Pemkot hanya mendapatkan jatah 500 dosis vaksin tahap 1. Padahal untuk di Kota Metro terdapat ribuan hewan ternak.
“Kita akan usulkan bertahap untuk vaksin ternak. Untuk sementara di wilayah Kecamatan Metro Selatan ada 91 ekor yang tidak divaksin. Sisanya nanti akan kembali kita usulkan,” lanjutnya.
Pada bagian lain, Hery Wiratno menambahkan, untuk memantau kesehatan hewan ternak pihaknya telah menempatkan satu dokter hewan di masing-masing kecamatan, yang akan bertugas untuk memantau kesehatan hewan di wilayahnya masing-masing.
“Mereka akan bertugas setiap pagi dan sore untuk memantau kesehatan hewan. Untuk yang belum divaksin masih menunggu jatah dari provinsi. Mudah-mudahan nanti ada lagi vaksin,” imbuhnya.
Sementara itu, Koordinator Tim Respon Cepat (TRC) Kecamatan Metro Utara, drh Wulanto, menjelaskan dalam vaksinasi PMK tersebut diberikan sebanyak 100 dosis vaksin ke hewan ternak di wilayah Kelurahan Purwoasri, Metro Utara. Menurutnya, vaksinasi dilakukan dengan mendatangi rumah-rumah peternak di Kota Metro.
“Kami lakukan dengan mendatangi para peternak dari kandang ke kandang. Karena ini ditargetkan tanggal 30 Juni sudah selesai. Kita usahakan sebelum tanggal 30 sudah selesai. Saat ini khusus di Metro Utara saja untuk kecamatan lain ada koordinatornya masing-masing. Kemungkinan besok mereka sudah mulai jalan,” ujarnya.
Ia menambahkan, untuk vaksinasi tersebut fokus dilakukan pada kelompok sapi perah. Ini karena sapi perah memiliki tingkat keparahan yang lebih tinggi PMKnya dibanding sapi potong.
“Apalagi stok vaksin kami juga terbatas, jadi kita fokuskan dahulu ke sapi perah. Kalau untuk mekanisme peternak yang mendapatkan vaksinnya kita sudah lakukan monitoring kemarin. Jadi kondisi hewannya harus sehat tidak boleh hamil. Untuk syaratnya, peternak hanya perlu menyiapkan NIK-nya saja karna kita akan daftarkan ke pusat bahwa sapinya susah terdaftarkan ke pusat,” ungkap dia. (HL-dwi)