Saya Kagum Sosok Bu Risma

oleh -930 Dilihat
oleh

Saya Kagum Sosok Bu Risma

 

Oleh : Indrajaya Hamzah

Wartawan Headline Lampung

 

Tulisan ini saya tulis tahun 2019 silam. Sekitar 5 tahun lalu. Mengenang seorang sosok perempuan yang pernah berjasa pada daerahnya dan juga untuk negeri ini. Sudah begitu lama memang. Tentu. Jas Merah!.

 

Momentum Hari Pers Nasional (HPN) di Kota Surabaya, Jawa Timur sudah berlalu.

 

Ada beberapa catatan selama saya berada di Kota Pahlawan itu.

 

Diantaranya adalah, catatan tentang sosok seorang Walikota Surabaya Ibu Tri Risma Harini.

 

Sosok perempuan tegas dan lembut ini membuat saya tertarik untuk mengulas sedikit perjalanannya dalam memimpin Kota Surabaya.

 

Tentu, selain cukup terkenal di Indonesia, Bu Risma juga sangat di sayangi warganya. Sudah banyak prestasi dan penghargaan yang di torehkannya dalam memimpin salah satu kota terbesar di negeri ini.

 

Inilah yang mendorong saya harus kagum dengan sosok perempuan seorang Walikota tangguh itu.

 

Pada hari pertama, Jumat (8/2/2019) saat pertama kali saya tiba di sana, rombongan HPN PWI Tubaba lebih dulu berkunjung ke jembatan Suramadu penghubung antara Kota Surabaya dan pulau Madura.

 

Jembatan yang menjadi ikon propinsi Jawa Timur yang dibangun masa kepemimpinan presiden RI ke 6 Susilo Bambang Yudhoyono.

 

Saya pun patut mengapresiasi hasil pembangunan itu.

 

Selama mengikuti HPN saya pun mencoba untuk berkomunikasi dengan warga setempat. Saya bertanya dan ingin tahu lebih luas soal Kota Surabaya yang melegenda ini.

 

Saya pun mencari siapa orang yang pas untuk lebih tahu tentang Kota Surabaya. Akhirnya tanpa sengaja saya berjumpa dengan cak Yudi.

 

Cak Yudi adalah seorang sopir mobil Grab yang beroperasi di sekitar Surabaya.

 

Melalui beliau saya mulai melakukan dialog. “Mas wisata apa yang dibanggakan di Kota Surabaya ini,” Tanya saya dengan Cak Yudi.

 

“Aduh mas kalau soal wisata saya bingung menjawabnya. Wisata apa ya.? Disini hanya ada taman-taman dan ke macetan saja,” Jawabnya ringkas.

 

“Bukankah jembatan Suramadu itu salah satu objek wisata.? Tanya saya lagi.

“Ha..ha..kalau itu menurut kami bukan objek wisata mas. Itu hanya jembatan yang menyatukan Surabaya dan Madura. Tapi bagi pelancong itu tempat wisata. Hanya sekedar untuk selvie-selvie,” jelasnya singkat.

 

Di Surabaya kata Cak Yudi, kebanyakan orang berkunjung tidak banyak yang ingin bertanya soal wisata. Kebanyakan bertanya di mana tempat hiburan malam.

 

Dan pasti bertanya, di mana tempat bisnis prostitusi. “Itu lah pertanyaan pengunjung saat ke Surabaya. Makanya saya tertawa sangat anda bertanya soal tempat wisata,” tuturnya.

 

Saya bergumam dalam hati, sebegitu benarkah cak Yudi berkata?.

Lantas saya pun melanjutkan dialog. Kota Surabaya ini sangat besar sekali, di mana-mana macet. Hampir mirip dengan kota Jakarta.

 

“Cak.? Pasca di tutupnya kawasan pelacuran Dolly memang tempat hiburan malamnya masih menjamur.?,” Tanya saya lagi.

 

“Ya. masih banyak,tapi sebagian penghuni Dolly banyak yang beralih profesi. Itu karena kebijakan Bu Risma yang mengarahkan mereka untuk berwira usaha dengan di berikan modal usaha tanpa bunga dan memberikan mereka bekal keterampilan untuk usaha yang lebih baik,” ceritanya.

 

Seperti contoh kata dia, membuka usaha Cattering, Rumah Makan dan industri rumahan seperti, kerajinan tangan. Pokoknya usaha yang menghasilkan daripada menjajakan diri.

Tapi, meski begitu masih ada diantaranya masih beroperasi secara sembunyi-sembunyi. Alias membandel.

 

“Bu Risma kalau membantu langsung sama solusi. Kadang dia memberikan bantuan modal dari kantong pribadi. Juga dari UMKM yang bersumber dari CSR besarannya bisa mencapai Rp 10 juta hingga 25 juta, bahkan sampai Rp 100 juta. Semua diberikan tanpa bunga, bisa juga cuma-cuma,” jelasnya.

 

“Untuk mendorong usaha mereka agar berjalan dan maju, Bu Risma membeli dan memesan hasil usaha mereka kemudian di bantu pemasarannya. Seperti cattering Bu Risma langsung pesan jika ada acara. Pesannya langsung dari para warga yang di bina,” ucapnya.

 

Modal usaha para mantan penghuni Dolly di ambil dari Dinas Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Sumber dananya di peroleh dari Corporate Social Responsibility (CSR) sejumlah perusahaan yang beroperasi di Kota Surabaya.

 

“Bu Risma sangat tegas dengan pemilik perusahaan. Kalau sudah ditetapkan para pengusaha harus taat dengan kebijakan Bu Risma. Jadi dana CSR di kelola melalui UMKM,” tuturnya.

 

Terus, kata Cak Yudi Bu Risma juga sangat dekat dengan warganya. Bu Risma sangat peduli terhadap keluh kesah warganya.

 

Apapun masalahnya, Bu Risma rela menerima dan mendengarkannya dan langsung memberikan solusi.

 

“Selain bertemu langsung dengan warga di Balai Kota dan Rumah Dinas. Bu Risma juga mendengarkan aspirasi warga Surabaya melalui Radio Suara Surabaya.

 

Melalui Radio itu, Bu Risma langsung action sangat mendengar ada keluhan warga. Bisa repot pejabat terkait jika ada kaitan dengan kebijakannya yang dikeluhkan.

 

Bisa marah Bu Risma jika lambat dalam mengambil tindakan seperti yang dikeluhkan oleh warga,” Ujarnya.

 

Selain itu, kata Cak Yudi, Bu Risma juga rajin blusukan ke kampung-kampung warga. Bersentuhan langsung dan mendengarkan aspirasi di kampung-kampung.

 

Begitulah cara Bu Risma berinteraksi dengan warganya.

Itulah sebabnya Bu Risma sangat di cintai warga Surabaya.

 

“Soal blusukkan Bu Risma sudah jauh lebih dulu menjalani sebelum beliau menjadi Walikota,” Terang Cak Yudi.

 

Soal kehidupan pribadi, Bu Risma adalah sosok yang perhatian terhadap keluarga. Dia bisa membedakan saat menjadi seorang Walikota dan Ibu Rumah Tangga.

 

“Saya langsung menjadi saksinya. Saat waktu jeda kerjaan kantor Bu Risma pulang ke rumah dan memasak layak istri pada umumnya. Usai melaksanakan tugasnya sebagai istri Bu Risma langsung bekerja kembali sebagai seorang Walikota,”.

 

“Saat pulang ke rumah Bu Risma tidak di kawal dan menumpang mobil dinas. Dia menumpang mobil angkutan dan berjalan sendiri tanpa pengawalan Pol PP atau protokoler,” Sebutnya.

 

Saat gencar di media televisi soal banyak pihak yang menginginkan beliau maju di pilgub Jakarta apakah Cak Yudi mengikuti beritanya. Bahkan dalam berita Bu Risma malah menolak dorongan sejumlah pihak itu.?

 

“Ya. saya mengikutinya. Kami selaku warga sudah paham benar karakter Bu Risma. Sejak beliau menjadi pejabat Keuangan di Pemerintahan Kota Surabaya beliau tetap konsisten dengan pekerjaannya.

 

Dia tetap menolak maju pilwakot meski banyak yang menginginkannya. Begitu pula saat beliau menjadi Wakil Walikota dia juga menyelesaikan tugasnya lebih dulu. Hingga sekarang menjadi Walikota Bu Risma tetap memilih menjalani kewajiban sebagai Walikota.

 

Itu dilakukannya hanya semata-mata tanggung jawabnya sebagai Walikota yang pekerjaannya belum selesai. Beliau sangat konsisten dengan pekerjaan, tidak mau meninggalkan yang sudah di amanahkan kepadanya hanya untuk sebuah jabatan yang lebih tinggi,” tukasnya.

 

Bu Risma adalah sosok sederhana, bersih, konsisten, tegas, taat, ramah, lembut, baik hati dan pastinya merakyat.

 

“Bu Risma itu sederhana. Kalau anda melihat rumah aslinya pasti anda tidak percaya, kalau itu rumah pribadi Bu Risma sangat sederhana,” tuturnya menyakinkan.

 

Kini Bu Risma telah pensiun. Terakhir dirinya mengabdi sebagai Menteri Sosial di era presiden Joko Widodo. Orang baik pasti di kenang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.