Petani Negara Bumi Ilir Keluhkan Anjloknya Harga Singkong

34

HEADLINELAMPUNG, LAMPUNG TENGAH-DItengah pandemi Covid-19, anjloknya harga singkong kian melengkapi penderitaan petani di Lampung Tengah (Lamteng).

Harga jual tak sebanding dengan biaya pengelolaan, jangankan mau untuk pulang modal saja sudah sulit.

Selain ambrolnya harga singkong, petanipun kembali harus menelan pil pahit ketika menjual singkong ke pabrik selain harga jual murah, masih dikenakan dan potongan rapaksi yang kian selangit.

Harga jual singkong ditingkat petani jatuh ke kisaran Rp830, ditambah dengan potongan rapaksi mencapai 30 persen.

Danal seorang petani asal Kampung Negara Bumi Ilir, Kecamatan Anak Tuha, menurutnya kian hari harga jual singkong semakin menurun

“Ditangisi juga gak ada guna. Kalo harga memang dari minggu kemarin sudah mulai turun. Mau bilang apa. Masing-masing perusahaan menetapkan harga yang berbeda. Ada yang 720 rupiah potongannya lebih rendah. Ada juga yang harga 830 tapi potongan tinggi,” ungkapnya, Minggu (27/9/2020).

BACA JUGA:  Warga Lamsel Positif Corona Meninggal di Bengkulu

Ia menjelaskan, belakangan ini harga singkong tidak pernah stabil. Terlebih dimasa pandemi Covid 19, yang tengah memporak-porandakan perekonomian dunia. Hal itu menjadi alasan pihak perusahaan tapioka untik menurunkan harga jual singkong.

“Kalau turun terus dari harga yang sekarang mas. Aduh, hancur nasib kami petani singkong. Bisa pulang modal saja sudah untung mas,” keluhnya.

Danaludin, petani mengisahkan kenanganya dua tahun silam, harga jual singkong sempat menembus harga tertinggi dikisaran Rp 2 ribu. Saat itu petani merasakan indahnya menggeluti profesi sebagai petani singkong.

BACA JUGA:  Novriwan Jaya Pelaksana Harian Sekkab Tubaba

“Namun itu dua tahun silam mas. Kami merasakan manisnya harga singkong,” ujarnya.

Ia menjelaskan dia tahun silam, meski harga pupuk mahal namun harga juak singkong tinggi. Artinya masih ada keungtungan yang diperoleh patlra petani singkong.

Ketidak pastian harga jual singkong seorang petani Hariyanto warga Dusun Solo, Kampung Negara Aji Tua, saat ini ia memgalihkan tanamanya dari singkong ke tanam cabai.

Hal itu itung-itung mencoba keberuntungan, siapa tahu deqi fortuna berpihak ke petani cabai.

“Kebetulan dekat sumber air mas, jadi saya tanam cabai saja mas. Ya siapa tahu ada nasib. Kalau bulan-bulan kemaren harga cabai masih murah. Siapa tau punya nasib di cabai,” ujarnya. (Gunawan)