HEADLINELAMPUNG, BANDAR LAMPUNG-Gubernur Lampung, Arinal Djunaidi menyatakan, salah satu fenomena yang mengkhawatirkan saat ini, yakni pandemi virus ideologi radikalisme yang telah menginfeksi, tak kurang dari 30 juta penduduk Indonesia.
Hal itu disampaikan Gubernur Arinal saat membuka kegiatan Perempuan Teladan Optimis Produktif (TOP) viralkan perdamaian dalam pencegahan terorisme dan radikalisme, yang dilaksanakan di Balai Keratun, Rabu (27/07/2022).
Dalam rangka melakukan pencegahan terorisme, Gubernur Arinal mengakui saat ini berupaya menciptakan ekonomi kerakyatan agar masyarakat Lampung menjadi lebih sejahtera.
“Tugas Saya, bagaimana membuat perekonomian bagus. Doakan kami, agar Lampung menjadi salah satu daerah yang bersih dari paham radikalisme,” ujarnya.
Gubernur Arinal juga mengapresiasi, dipilihnya Provinsi Lampung, sebagai salah satu tempat kegiatan Perempuan TOP Viralkan Perdamaian dalam Pencegahan Radikalisme, dan Terorisme, yang digagas oleh BNPT RI dengan FKPT Lampung.
Menurutnya, kegiatan tersebut sangat urgen, dan strategis sebagai salah satu upaya dalam rangka pencegahan, dan penanggulangan radikalisme dan terorisme, khususnya di kalangan perempuan.
Sementara itu, Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi BNPT RI, Mayjen TNI Nisan Setiadi mengatakan bahwa terorisme menjadi ancaman bagi peradaban modern dan merupakan kejahatan bagi perdamaian dan keamanan umat manusia.
“Mohon maaf, teroris bukan agama. Teroris, ya teroris, artinya berbuat kekerasan. Terorisme membajak agama, semua agama melarang dan tidak menghendaki kekerasan,” terang Mayjen Nisan.
Mayjen Nisan juga mengungkapkan, merujuk pada hasil survei yang dilakukan oleh BNPT tahun 2020, bahwa faktor yang paling efektif dalam mereduksi potensi radikalisme secara berturut-turut adalah, inseminasi sosial media, internalisasi kearifan lokal, perilaku kontra radikal dan pola pendidikan keluarga pada anak.
“Para Ibu sangat berperan dalam mendidik anak dan lingkungannya agar tidak terpapar paham radikalisme dan terorisme,” pungkasnya. (HL-bud/*)