Tolak Pembangunan Tugu, Ormas GML Somasi Pemkot Metro

566

HEADLINELAMPUNG, METRO-Sebagai bentuk penolakan terhadap pembangunan tugu senilai Rp750 juta, Ormas Gema Masyarakat Lokal (GML) Kota Metro, melayangkan somasi kepada Walikota setempat. Elemen masyarakat tersebut mendesak, agar anggaran dialokasikan pada kegiatan yang lebih prioritas.

Ketua DPD GML Kota Metro, Slamet Riadi mengatakan, pihaknya telah melayangkan somasi tahap I kepada Walikota Metro, terkait pembangunan tugu senilai Rp 750 juta, yang lokasi pembangunannya yakni pada Tugu Pena, tepatnya pada Bundaran Kota Metro.

“Kami melayangkan somasi kepada Walikota Metro, terkait rencana pembangunan Tugu Pena senilai Rp 750 juta. Surat dengan nomor 208/ORMAS-GML/DPD METRO/V/2021, telah kami sampaikan melalui Bagian Protokol,” kata Slamet Riadi, Rabu (02/06/2021).

BACA JUGA:  Pemkab Tubaba Fasilitasi Pemulangan 10 Tenaga Kerja dari Bangka

Diberitakan sebelumnya, Ormas GML Kota Metro menyoal rencana pembangunan tugu senilai Rp750 juta yang digagas pemkot setempat. Apalagi, pembangunan dilakukan pada masa pandemi Covid-19.

Tak hanya itu, proses pembangunan tugu juga tidak melalui musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang).

“Karenanya, kami Ormas GML mendesak agar Walikota, Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) dan DPRD setempat, meninjau ulang rencana pembangunan tugu senlai Rp750 juta tersebut,” kata Ketua DPD GML Kota Metro, Slamet Riadi, Senin (31/05/2021).

BACA JUGA:  Jumlah ODP di Kota Metro 198 Orang

Dikatakannya, karena tidak melalui proses usulan pada musrenbang, pihaknya juga mempertanyakan bagaiamana mekanisme penyusunan hingga proses penganggaran kegiatan pembangunan tugu. Bahkan, kegiatan tersebut, tidak sejalan dengan program unggulan pasangam Wahdi-Qomaru (WARU) utamanya pada point 9, yakni jalan mulus, kelurahan terang, dan bebas banjir.

“Ini kan bertolak belakang dengan program prioritas pembagunan,” ucapnya.

Sayangnya, belum ada pernyataan resmi dari Walikota Metro, Wahdi Siradjudin terkait rencana pembangunan tugu senilai Rp750 juta yang diisoal oleh elemen masyarakat tersebut. Pesan yang disampaikan melalui layanan WhatsApp juga belum dibalas. (HL-dwi)