Harga Ayam Broiler di Lampung Anjlok saat Panen, Peternak Minta Ketegasan Pemprov

215

HEADLINELAMPUNG, BANDAR LAMPUNG – Peternak di Provinsi Lampung mengeluhkan anjloknya harga ayam pedaging atau broiler saat panen.

Peternak menyebut harga ayam saat panen sangat rendah, sehingga sangat rugi.

“Jangankan mau untung, modal saja tidak kembali,” kata salah satu peternak di Kampung Rumbih, Pakuon Ratu, Kabupaten Way Kanan, Joni, Minggu (19/7/2020).

Menurutnya, dia bersama peternak lain yang ada di Way Kanan sebelumnya optimis jika pasca penerapan new normal harga akan membaik dan stabil seperti semula.

“Namun ternyata kami kecewa, karena harga sangat rendah,” tukas Joni.

Dia berharap PT N3M atau PT Berdikari dapat mencarikan solusi bagi peternak.

“Bila kami saat ini sudah sangat mudah mendapatkan DOC, pakan maupun OVK, harapan kami ke depan harga panen akan segera membaik,” ujar Joni.

Senada disampaikan Iwan, salah satu peternak di Way Tebabeng, Kecamatan Abung Selatan, Kabupaten Lampung Utara.

“Saya tidak menyangka harga jadi rendah begini. Saya kira habis Corona, harga ayam broiler dapat lebih baik. Tak tahunya kami sangat rugi karena modal saja tidak kembali. Kami minta pemerintah ataupun perusahaan di bidang peternakan dapat membantu peternak yang mulai putus asa ini,” ungkapnya.

BACA JUGA:  KPK Awasi Penggunaan Dana Penanganan Covid-19 di Lampung, Sekdaprov: Jangan Dipolitisir

Direktur PT N3M, Rio Gunawan M.Si, yang merupakan perwakilan PT Berdikari di Provinsi Lampung, langsung merespons cepat keluhan yang disampaikan para peternak ke PT Berdikari.

“Kita sudah mendengar aspirasi dan keluhan yang disampaikan peternak. Kita akan berupaya sekuat tenaga membantu peternak,” kata Rio.

“Paling tidak nantinya ketika sudah ada harga acuan pemerintah, tidak boleh lagi ayam broiler di bawah harga acuan yang sudah ditetapkan,” imbuhnya.

Oleh karena itu, PT Berdikari melalui PT N3M akan menggagas sekaligus mengusulkan kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung dapat menjaga kestabilan harga ayam broiler.

Rio menyebut usulan Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) tentang stabilitas harga ayam broiler merupakan kewenangan Pemprov Lampung.

“Kita berharap harga ayam broiler di Lampung stabil. Kasian peternak jika mereka panen harga harus jatuh,” kata Rio.

Langkah awal yang dilakukan dalam mewujudkan perda ini yaitu PT N3M akan berkoordinasi dengan HKTI dan DPRD Lampung, melalui komisi yang membidangi.

“Kami ingin peraturan daerah ini berpihak kepada masyarakat, terutama peternak. Dengan adanya perda, otomatis akan mengurangi para oknum yang akan memainkan harga. Jadi peternak bisa bekerja dengan tenang dipayungi perda,” kata Rio.

BACA JUGA:  Wagub Chusnunia : Provinsi Lampung Tidak Akan Berjaya Seutuhnya Tanpa Kebudayaan yang Berjaya

Pihaknya siap menerima masukan dan akan terbuka dengan pihak-pihak yang berkaitan dengan dunia peternakan.

“Tak hanya diskusi dengan peternak, kita juga siap berdiskusi dengan Pinsar (organisasi atau persatuan peternak) yang ada di Provinsi Lampung,” kata Rio.

Dia berharap pemerintah segera mewujudkan perda ini.

“Supaya dunia peternakan di Provinsi Lampung lebih nyaman dalam usaha dan lebih sejahtera,” sebutnya.

Rio memaparkan, berdasarkan data yang diperoleh pasca corona dari DOC (Day Of Chick) yang ada lebih sedikit dari permintaan di pasar.

Diterangkan Rio, dalam hukum ekonomi terdapat permintaan (demand) dan penawaran (supply). Setiap transaksi perdagangan pasti ada permintaan, penawaran, harga dan kuantitas yang saling mempengaruhi satu sama lain.

“Jika barang sedikit maka permintaan atau pembeli akan semakin banyak dan begitu pula sebaliknya. Tentu saja kondisi ini menimbulkan kejanggalan apakah memang harga pasar seperti itu atau ada oknum oknum yang memainkan harga, sehingga perlu ditertibkan,” kata Rio. (yogi)